Gugur Gunung
Diadaptasi dari istilah
bahasa Jawa yang berarti gotong royong.
Dalam hal ini pemilihan nama Gugur Gunung sebagai peringatan hari ulang tahun
jurusan Sastra Nusantara, FIB, UGM ialah didasarkan pada tekad para mahasiswa
dan civitas akademika untuk bersama-sama membangun bangsa melalui kekayaan
budaya. Hanya dengan cara bersama-sama/gotong royong (Gugur Gunung) tujuan
untuk membentuk kepribadian bangsa yang bangga akan budayanya dapat dicapai.
Semakin bangga suatu bangsa pada budayanya maka semakin ia disegani oleh dunia.
“Ramalan”/
Jangka
Sampai saat ini ramalan adalah suatu perkara
yang dianggap tidak ilmiah dan tidak berdasar namun apa yang terjadi apabila
ramalan tersebut telah dibukukan dan memiliki pertimbangan-pertimbangan
tertentu semacam primbon ? Sampai di era modern ini, primbon masih tetap saja
dijadikan rujukan untuk menentukan
tanggal pernikahan, pendirian rumah dan lain sebagainya. Adapun kehadiran
ramalan yang merasuk di sekian banyak masyarakat Jawa ialah semata-mata
menggunakan intelektualitas yang bernama ngelmu
titen.
Karena pertimbangan
itulah maka Gugur Gunung 6 kali ini mengambil tema ‘Ramalan’, sebagai wujud
respon terhadap paradigma pro dan kontra masyarakat Jawa menyikapi tentang
karya-karya sastra yang berisikan nubuat. Sekaligus sebagai bukti bahwa
masyarakat Jawa bukan bangsa inlander
melainkan masyarakat yang realistis dan peka terhadap setiap kejadian alam.